Jadi, Saudara, memang ada karya yang buruk dan baik. Yang cemerlang dan yang bantut. Jassin sebagai redaktur, juga sebagai kritikus, melakukan penilaian itu dan menjatuhkan vonis itu - kalau kritik itu mau dianggap sebagai vonis.
"Itu yang tak ada sekarang dalam sastra kita. Kita tak punya otoritas kritik yang memberi legitimasi. Legitimasi itu perlu. Kalau tak ada ya yang terjadi chaos, yang ada hanya anarkis," kata Sutardji Calzoum Bachri.[]
Label: cerpen, Ruang Renung
Responses
0 Respones to "[Ruang Renung #252] Jelek, Kata Jassin"
Posting Komentar