61
Apakah gugus Merkurius
terus berjatuhan ataukah ia abadi?
Apakah puisi nestapaku
menatap dengan mataku sendiri?
Akankah tetap ada aromaku dan pedihku
ketika, terhancurkan, tidur kuteruskan?
62
Apa artinya bertahan
di lorong kematian?
Bagaimanakah gurun garam itu
mungkinkah ia mekar di sana?
Di laut dimana tak terjadi apa-apa,
adakah pakaian untuk berlagak bak mati?
Kini tulang-belulang tak ada lagi
siapa yang hidup di debu penghabisan?
63
Bagaimanakah burung-burung mengatur
terjemahan di antara bahasa-bahasa mereka?
Bagaimana aku memberi tahu kura-kura
bahwa aku lebih lamban daripada dia?
Bagaimana aku meminta pada kutuanjing
catatan kemenangannya?
Bagaimana juga aku memberi tahu anyelir
bahwa aku berterima kasih untuk wanginya?
64
Mengapa bajukk yang mengusam
berkibar seperti bendera?
Apakah aku ini kadang-kadang jahat
atau aku selalu baik berbudi?
Apakah kita belajar kebaikan hati,
atau sekadar topeng kebaikan?
Apakah perdu mawar kejahatan itu putih
dan bukankah bunga kebaikan itu hitam?
Siapa memberi nama dan nomor
kepada kepolosan yang tak berangka?
65
Apakah jatuhan serpih logam bercahaya
seperti suku kata dalam laguku?
Apakah kata kadang-kadang
melata seperti ular naga?
Bukankah nama seperti oranye
mengendap menuju jantungmu?
Dari sungai manakah ikan datang?
Apakah dari kata pengrajin perak?
Ketika diselinapkan terlalu banyak huruf hidup
tidakkah kapal layak jadi karam?
66
Apakah huruf O pada kata lokomotif
meloloskan asap, api atau uap?
Dalam bahasa apakah hujan yang curah
di kota-kota yang sengsara?
Di waktu fajar, suku kata lembut apa,
udara samudera menyebut ulang?
Adakah bintang yang lebih terbuka
daripada kata popi?
Adakah dua taring yang lebih tajam
daripada suku kata serigala? Label: cerpen
Responses
0 Respones to "Kitab Pertanyaan 61-66"
Posting Komentar