Pikiran, rasio, pengetahuan, kadang-kadang seperti memberikan umpan kepada perasaan untuk dihajar habis-habisan. Perasaan, emosi, gerak hati, pada kesempatan lain membuka perisai agar diserang bertubi-tubi oleh pikiran.
Saya selalu berusaha untuk menjadi wasit yang menjaga agar pertarungan ini imbang, dan akhirnya kami kelelahan setelah sebuah pertarungan yang berdarah-darah. Saya tentu saja menikmati dan merindukan pertarungan tersebut. Kadang-kadang, keduanya - pikiran dan perasaan - malas untuk bertarung.
Saya harus mengadudomba mereka. Kadang-kadang, mereka siap bertarung, tapi saya yang malas mengatur pertarungan itu. Saya tidak boleh malas. Tapi, saya berdua harus tahu, kapan mereka bugar dan siap bertarung, kapan mereka harus beristirahat sepenuhnya. Label: puisi
Responses
0 Respones to "[Ruang Renung #259] Pertarungan antara Pikiran dan Perasaan"
Posting Komentar