Sajak bisa juga berangkat dari bungkus. Bermain-mainlah dengan kemasan. Nanti pasti ada sesuatu yang terisi, yang menjadi isi, yang terbungkus di dalamnya. Ini bukan soal untung-untungan, soal bikin sajak acak, atau improvisasi. Ini soal keterampilan. Kepiawaian bermain-main, mengutak-atik kemasan. Lagi pula, isi sajak, apakah yang tak pernah disajakkan? Label: puisi
[Ruang Renung #261] Mengemas Isi, Mengisi Kemasan
SAJAK terutama berangkat dari isi. Isi adalah apa yang ingin kita sampaikan. Apa yang ingin kita sajakkan. Cara menyajakkannya adalah kemasan atau bungkus. Bungkus yang baik tidak menipu. Dia tidak mendustai: menjanjikan ini tapi itu bukan isi yang terbungkus. Bungkus yang baik itu kemas, rapi, menarik, tapi kadang-kadang kita biarkan saja ia terbuka sedikit, mengintipkan isinya dengan sengaja.
Sajak bisa juga berangkat dari bungkus. Bermain-mainlah dengan kemasan. Nanti pasti ada sesuatu yang terisi, yang menjadi isi, yang terbungkus di dalamnya. Ini bukan soal untung-untungan, soal bikin sajak acak, atau improvisasi. Ini soal keterampilan. Kepiawaian bermain-main, mengutak-atik kemasan. Lagi pula, isi sajak, apakah yang tak pernah disajakkan? Label: puisi
Sajak bisa juga berangkat dari bungkus. Bermain-mainlah dengan kemasan. Nanti pasti ada sesuatu yang terisi, yang menjadi isi, yang terbungkus di dalamnya. Ini bukan soal untung-untungan, soal bikin sajak acak, atau improvisasi. Ini soal keterampilan. Kepiawaian bermain-main, mengutak-atik kemasan. Lagi pula, isi sajak, apakah yang tak pernah disajakkan? Label: puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Responses
0 Respones to "[Ruang Renung #261] Mengemas Isi, Mengisi Kemasan"
Posting Komentar