Entah di Bandara Mana



KITA menunggu hukuman ringan: saling meninggalkan. 
Bagai pengungsi Pakistan, di penjara Afganistan.
 
Aku tiba-tiba tua, di sebuah tidur dalam pesawat 
petang: mimpi tentang kedai pijat dan katil kecil 
di sebelah masjid. Kau jamaah, sebentar singgah.
 
Kita bagai lari dari harapan ke harapan, menumpang 
di bak truk yang mengangkut apa saja: sepatu gurun, 
senapan, karung-karung opium, dan juga Tuhan.
 
Kita menunggu hukuman ringan: saling melupakan.


Responses

0 Respones to "Entah di Bandara Mana"

Posting Komentar

 
Return to top of page Copyright © 2010 | 2012 - Lost Saga Template Copyright 2010-2012 MasihTertulis