FOTO ini saya ambil November tahun lalu. Inilah fasad rumah kami di Batam Center. "Buat kenang-kenangan," kata Yana, istri saya. Waktu itu, kami bersama Shiela dan Ikra, anak-anak kami, serta Salimin, kepala tukang yang akan jadi pemborong yang merombak habis rumah kami itu.
Salimin tukang yang kerjanya memuaskan kami. Kami kenal dia lewat rekan kantor. Salimin selalu bekerja berdua dengan Suroto. Mereka tukang yang telaten. Hasil kerjanya rapi. Mereka pernah dua kali bekerja merenovasi rumah di Tiban Center, yang sekarang kami tempati, sebuah rumah tipe 27 dengan luas tanah 60 meter persegi.
Kami membeli rumah tipe 45 dengan luas tanah 112 meter persegi, lima tahun lalu. Uang muka dan cicilannya masih sangat murah. Uang mukanya kami cicil sepuluh kali. Kami tergolong pembeli pertama di perumahan yang kala itu baru baru mengembangkan proyek perumahan pertamanya di Batam. Mereka berpameran di DC Mall. Kualitas bangunan aslinya mengecewakan. Beberapa kali saya minta perbaikan atap yang bocor kepada pengembang.
Pondasi Rumah Kami |
Shiela tamat tahun ini. Itu sebabnya sejak November lalu kami sudah mulai merombak, dengan harapan April 2011 ini selesai. Kami rasa, tabungan kami dari bonus dan bagi laba perusahaan sudah cukup. Ternyata tidak. Kami pun mengajukan penambahan kredit dari Bank BTN. Rumah kami ini kami cicil lewat KPR di bank tersebut.(bersambung)
Label: cerpen, rumah
Responses
0 Respones to "Rumah Kami #001 - Pada Mulanya"
Posting Komentar