Ibu buta yang mengajarimu berlagak pada mata kamera
Ayah tak terasa ada, tapi merasa memberi segalanya
Dan rumah, di mana sekolah ke situ hendak kau pindah
*
Akhirnya toh kita akan pulang, dan kehilangan rumah
Halaman tempat kita berkejar dengan kelinci angora,
Mawar bertangkai pendek, yang durinya minta kaupetik
Dan Nyonya Televisi, benda mati yang tak pernah mati
*
Akhirnya, kau mau satu kursi bebas, di universitas
Tempat kau duduk menjadi murid, belajar Psikologi
Kita memang sering lalai belajar pada diri sendiri
pada jendela, kaki ibu, bayang-bayang ayah, lalu kau
pergi, lari ke gerbang lembaga negara yang semestinya
melindungi anak-anak yang lebih malang darimu, Arumi
*
Akhirnya toh kita harus sendiri, menemui diri sendiri Label: cerpen
Responses
0 Respones to "Pulang Dia, Pergi Dia"
Posting Komentar