Seperti wajahmu subuh, berpupur embun yang tak terbasuh. Matamu ujung rangka payung, tak habis meneteskan, anak-anak hujan.
Seperti wajahmu siang, terlumur peluh yang miang. Tubuhmu mentah, matahari adalah arang, menyala di atas panggang. Hari segera jadi matang.
Label:
cerpen
Previous Article



Responses
0 Respones to "Sepanjang Lorong Kenangan"
Posting Komentar