You are here: »
Home
»
cerpen
»
Satu Bait Tegak, Satunya Miring (2)
LAUT yang kau ombakkan ke dadaku, menumbangkan keberdiaman karang. Perasaan-perasaan lepas sebagai perahu kecil nelayan, tak lagi terikat, di tiang tambat, tapi tak tahu di mana tempat yang tepat menebar jala. Di perutku, ikan-ikan mati.
Di lautku, pencuri datang dan pergi. Membawa ikan-ikan yang cuma kupuja dalam bait dangkal puisi. Nelayan tidak hidup dengan bait yang hambar. Di tangannya, ia genggam luka-luka. Luka-luka ia garami dengan tiga garam: sejeram airlautku, segeram keringatku, sesuam airmataku.
Label:
cerpen
Responses
0 Respones to "Satu Bait Tegak, Satunya Miring (2)"
Posting Komentar