TAHU kita, kita sesungguhnya hanyalah tanya?
Tahukah kita, jawab itu Dia yang Mahajawab?
Kenapa kita harus lurus berjalan di jalan-Nya?
Bukankah tanya memang harus bertemu Jawab?
Tanya yang tak bertemu Jawab, bukankah itu
adalah tanya yang selamanya hanya akan sia-sia?
Tanya yang tak sampai pada Jawab, bukankah itu
adalah tanya hampa, tanya yang tak jadi tanya?
Jika kau bertanya, kenapa aku bertanya, aku akan
bertanya: aku pun boleh rindu pada Jawab, bukan?
Kau lihatkah, sajakku adalah sajak yang bertanya,
tanya yang menolak jawab, yang mengharap Jawab? Label: cerpen
Responses
0 Respones to "Gurindam Pertanyaan, Sekian Belas (2)"
Posting Komentar